7 Kekayaan Alam Papua Yang Tak Ternilai Harganya


Tuesday, June 26, 2018

7 Kekayaan Alam Papua Yang Tak Ternilai Harganya

"Provinsi Papua Barat memiliki potensi yang sangat luar biasayang mayoritas terdiri dari wilayah pegunungan memang masih menyimpan misteri kekayaan alam lainnya yang perlu di ungkap" 

7 Kekayaan Alam Papua Barat Yang Tak Ternilai Harganya

Papua Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di ujung barat Pulau Papua. Wilayah ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan lain disekelilingnya. 

Provinsi Papua Barat memiliki potensi yang sangat luar biasa. baik itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut banyak dihasilkan dari Kepulauan Raja Ampat. Sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang juga disebut Kain Timor dihasilkan dari provinsi ini tepatnya dari Kabupaten Sorong Selatan. Sementara sirup pala harum dapat diperoleh di Kabupaten Fak-Fak serta beragam potensi lainnya.

Selain itu pariwisata juga menjadi salah satu andalan Provinsi Papua Barat seperti Taman Nasional Teluk Cendrawasih yang berada di Kabupaten Teluk Wondana, Taman Nasional Lorenz, Keindahan Kepulauan Raja Ampat dan banyak lagi yang lainnya.

Berikut 7 Kekayaan Alam Papua Barat Yang Tak Ternilai Harganya yang wajib Anda kunjungi. 

1. Kepulauan Raja Ampat


Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat
Kepulauan Raja Ampat merupakan empat rangkaian gugusan pulau yang berdekatan di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Saat ini Kepulauan Raja Ampat menjadi tempat tujuan wisata terutama untuk penyelam yang tertarik akan keindahan bawah lautnya. Empat rangkaian kepulauan tersebut meliputi Pulau WaigeoPulau MisoolPulau Salawati dan Pulau Batanta

Kepulauan Raja Ampat merupakan yang sangat indah bagaikan surga bagi para penyelam dunia. Menurut beberapa sumber Perairan Di Raja Ampat merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. 

Raja Ampat, Papua Barat
Menurut tim ahli dari Coservation InternationalThe Nature Conservancy dan Lembaga Oceanografi (LON), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) diperairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras, 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, Ini menjadikan bahwa 75% karang dunia berada di perairan Raja Ampat. 

Sementara di kawasan gugusan Pulau Misool Anda dapat menemukan peninggalan prasejarah berupa cat tangan yang diterakan pada dinding batu karang. Uniknya cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan permukaan laut dan tidak berada di dalam gua. Menurut penelitian, cap-cap tangan ini telah berusia 50.000 tahun dan menjadi bagian petunjuk jalur penyebaran manusia dari kawasan barat Indonesia menuju Papua dan Melanisia.   

2. Taman Nasional Teluk Cendrawasih


Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Papua
Taman Nasional Teluk Cendrawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di Indonesia. Taman nasional ini terdiri dari daratan dan pesisir pantai. daratan pulau-pulau, terumbu karang dan perairan lautan.

Baca Juga : MENJELAJAHI TAMAN NASIONAL TELUK CENDRAWASIH YANG EKSOTIS

Taman yang terletak di Teluk Cendrawasih, Provinsi Papua Barat merupakan perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, magrove dan hutan tropika daratan Pulau Papua.

Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Papua
Di Taman Nasional Teluk Cendrawasih tercatat ada sekitar 150 jenis dari 15 famili terumbu karang. Taman ini juga kaya akan berbagai jenis ikan. Tercatat lebih dari 209 jenis ikan,  4 jenis penyu seperti Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu Sisik, (Eretmochelys imbricata), Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan Penyu Lekang (Lepidochelys olivaceae) berada di taman ini.

Selain itu terdapat Gua Alam peninggalan Zaman Purba, Sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar garam di Pulau Misowaar, Gua dalam air sedalam 100 meter di Tanjung Manguar serta peninggalan-peninggalan lainnya dari abad ke-18 

3. Taman Nasional Lorenz


Taman Nasional Lorenz, Papua
Taman Nasional Lorenz adalah sebuah taman nasional yang terletak di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Dengan luas taman sekitar 2,4 juta ha, Lorenz merupakan taman nasional terluas di Asia Tenggara.

Taman Nasional Lorenz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Pasifik. Kawasn ini juga merupakan salah satu kawasan dari tiga kawasan yang memiliki gletser di daerah tropis. Taman yang membentang dari kawasan yang diselimuti salju pada ketinggian 5.030 mdpl hingga membujur ke perairan pesisir pantai dengan hutan bakau dan batas tepi perairan Laut Arafura,  

Suku Asmat, Papua Barat
Taman Nasional Lorenz memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan ditunjang oleh keanekaragaman budaya yang mengagumkan. Diperkirakan kebudayaan tersebut telah berusia 30.000 tahun dan merupakan tempat kediamana Suku Nduga, Suku Dani, Suku Amungme, Suku Sempan dan Suku Asmat atau mungkin masih ada lagi suku lainnya yang hidup terpencil di hutan belantara Pulau Papua yang belum tersentuh oleh manusia modern.

4. Salju Abadi Di Puncak Jayawijaya


Salju Puncak Jaya, Papua
Pegunungan Jayawijaya adalah rangkaian pegunungan tertinggi di Indonesia yang membujur di Provinsi Papua. Dengan puncak tertingginya yaitu Puncak Jaya setinggi 4.884 mdpl. Di puncak jaya ini juga terdapat Salju Abadyang junlahnya kini semakin menipis akibat pemanasan global. Selain Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya juga memiliki puncak lainnya yang lebih rendah yaitu Puncak Mandala setinggi 4.760 mdpl, Puncak Trikora setinggi 4.730 mdpl, Puncak Idenberg setinggi 4.673 mdpl, Puncak Yamin setinggi 4.535 mdpl dan Puncak Cartenzs Timur setinggi 4.400 mdpl. 

 5.  Teluk Triton



Teluk Triton Papua

Teluk Triton adalah sebuah teluk yang berada di Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat Indonesia. Teluk ini dikenal akan keindahan bawah laut yang dikenal juga sebagai surganya para penyelam dan Warisan Budaya Papua.

Teluk Triton memiliki rentetan pulau-pulau kecil dengan pantai pasir putihnya yang indah, batu karang, air yang jernih dan pemandangan pantai serta bawah laut yang sangat menawan. Banyak para wisatawan yang telah mengunjungi Teluk Triton menjuluki teluk ini dengan sebutan "The Fish Empire" atau "Kota Senja" atau "The Lost Paradise" karena tempat yang tersebunyi ini memiliki pemandangan bawah laut yang menakjubkan serta lukisan sunset yang sangat menawan kala senja di langit Teluk Triton.

Teluk Triton, Papua
Para ahli biologi laut juga telah mengindetifikasi 937 jenis ikan laut yang diantaranya spesies yang baru ditemukan. Mereka juga telah menemukan 492 jenis terumbu karang yang berbeda dan 16 jenis diantaranya adalah jenis baru yang tidak ditemukan di peairan lainnya di dunia yang semuanya masih dalam kondisi sehat.

Salah satu keunikan Teluk Triton adalah Anda dapat berenang bersama Ikan Paus Hiu, memegang kulitnya yang kasar seperti amplas, free dive dengan menggunakan peralatan selam dan menyelam bersama-sama ikan Hiu Paus.

6. Burung Cendrawasih


Burung Cendrawasih Merah Papua
Burung Cendrawasih (paradisaeidae) banyak ditemukan di Indonesia bagian timur seperti di Selat Torres dan Pulau Misool di Provinsi Papua Barat. Burung Cendrawasih paling terkenal adalah jenis Burung Cendrawasih Merah (Paradisaea apoda) Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'.  

Cukuplah beralasan bila burung ini dijuluki sebagai bird of paradise. Bagaiman tidakm burung yang juga dijadikan maskot Papua ini memiliki keindahan dengan warna bulu yang indah. Karena kemolekan warnanya, Burung Cendrawasih juga sering disebut burung dari surga atau Bird of Paradise. 

Burung Cendrawasih Mati-Kawat Papua

Kabarnya Indonesia adalah negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Yang kesemuanya berada di wilayah Papua Barat. Burung Cendrawasih Mati-Kawat (Seleucidis melanoleuca) adalah jenis yang menjadi maskot atau identitas Provinsi Papua. Selain menjadi Maskot Papua, Masyarakat di Papua juga menggunakan Bulu Cendrawasih sebagai pelengkap atau hiasan dalam pakaian adat mereka.

Namun keberadaan Burung Cendrawasih ini kian lama kian terancam. Perburuan dan penangkapan liar untuk tujuan perdagangan serta kerusakan habitat asli mereka di alam liar menjadi penyebab utama kian langkanya burung ini.     

7. Buah Merah


Buah Merah Papua

Buah Merah  (Pandanus conoideus) atau yang dikenal luas di Wamena, Papua Barat dengan nama Tawi atau Sauk Ekendi adalah tanaman asli Papua yang tumbuh di dataran rendah 40 mdpl hingga dataran tinggi 2000 mdpl . Buah Merah tumbuh bergerombol dalam satu area dan jarang tumbu menyendiri. 

Buah Merah termasuk tanaman pandan-pandanan dengan pohon menyerupai pandan. Tanaman ini dapat tumbuh sekitar 16 meter dengan tinggi batang bebas cabang sendiri setinggi 5 sampai 8 m yang diperkokoh akar-akar tunjang pada batang sebelah bawah. Kultivar buah berbentuk lonjong dgn kuncup tertutup daun buah. Buah Merah sendiri panjang buahnya mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, dan bobot 2-3 kg. Warnanya saat matang berwarna merah maroon terang. Walau sebenarnya ada jenis tanaman ini yg berbuah berwarna coklat dan coklat-kekuningan. Budidaya tanaman dipelopori oleh seorang warga lokal Nicolaas Maniagasi sejak tahun 1983, dan atas jerih payahnya tersebut mendapatkan penghargaan lingkungan hidup Kehati Award 2002. Buah merah sudah secara turun-temurun dikonsumsi oleh masyarakat Papua sebagai penambah energi dan daya tahan tubuh. 

Kehebatan buah merah mulai terkuak setelah seorang peneliti dari Universitas Cendrawasih, Drs. I Made Budi MSipada akhir tahun 2004 lalu mengungkapkan secara ilmiah tentang khasiat pengobatan dan kandungan gizi yang luar biasa yang dikandung dalam buah ini. Sebagai ahli gizi dan dosen Universitas Cendrawasih beliau sempat mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tradisional di Wamena, Timika dan desa-desa kawasan pegunungan Jayawijaya yang mengonsumsi buah merah sebagai obat cacing, penyakit kebutaan, dan penyakit kulit.Menurutnya, buah ini mengandung zat-zat alami yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan proses metabolisme. Diantaranya adalah karotenoid, betakaroten, alfa tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat dan dekanoat, omega 3 dan omega 9 yang berperan sebagai senyawa anti radikal bebas pengendali beragam penyakit seperti kanker, hipertensi, paru - paru dan infeksi. Selain itu, buah merah mengandung banyak kalori untuk menambah energi, kalsium, serat, protein, vitamin B1, vitamin C dan nialin.Kandungan kalorinya tinggi, mencapai 400 kilo kalori /100 gram daging buah. Tak heran jika setelah meminumnya orang akan merasa bugar dan nafsu makan meningkat.  


Gua terdalam di Papua

Selain Ketujuh Kekayaan Alam Papua di atas, baru-baru ini juga telah ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam di dunia oleh tim ekspedisi speologi Perancis di kawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000 meter.

Kawasan di Papua Barat dengan mayoritas terdiri dari wilayah pegunungan memang masih menyimpan misteri kekayaan alam lainnya yang perlu di ungkap.