Geopark Rinjani Lombok, Indonesia
Rinjani Lombok yang terletak di Pulau Lombok, Indonesia sebagai bagian dari Kepulauan Sunda Kecil atau Kepulauan Nusa Tenggara atau terletak diantara Pulau Bali dan Selat Lombok di sebelah barat dan Sumbawa serta Selat Alas di sebelah timur ditetapkan sebagai Global Geopark oleh UNESCO. Geopark Rinjani Lombok memiliki lanskap yang kaya dan beragam, jenis hutan mulai dari savana dan hutan hujan ke hutan hijau pegunungan rendah dan hutan hijau pegunungan tropis.
Gunung berapi, batuan vulkanik, Oligo-Miosen dan batuan beku intrusif Neogen mendominasi geologi pulau ini. Vulkanik disini berkembang karena subduksi Lempeng Samudra Hindia dibawah Lempeng Asia Tenggara. Gunung berapi ini dapat dikatagorikan kedalam gunung tua dan juga muda.
Komplek gunung api tua terdiri dari Gunung Punikan dan Gunung Nangi di barat dan Gunung Sembalun di timur. Dengan ketinggian 3.726 mdpl, Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi di pulau ini.
Kaldera Gunung Samalas di isi dengan kombinasi air meteorik dan hidrotermal telah membentuk Danau Segara Anak. Dtengah-tengah kaldera juga muncul kerucut vulkanik muda Gunung Rombongan dan Gunung Barujari.
Kawasan Gunung Rinjani terbentuk sejak sekitar 12.000 hingga 6.000 tahun yang lalu, Dua kerucut gunung telah ada sebelum terjadinya letusan Gunung Samalas atau Gunung Rinjani Tua pada abad ke-13. Gunung Api Samalas dan Gunung Rinjani. Letusan Gunung Samalas yang terjadi pada tahun 1257 mengakibatkan terbentuknya aliran kaldera dan piroklastik besar di Kokok Putik dan menyebabkan runtuhnya Gunung Rinjani Tua. Letusan ini merubah seluruh lanskap, mengubur peradaban tua dan menciptakan era budaya baru.
Baca Juga : Pulau Lombok, Destinasi Wisata Terbaik Indonesia
Mempertahankan Komunitas Lokal
Pada tahun 2009, Lombok memiliki sekitar 3.142.195 penduduk. Wilayah Geopark Lombok meliputi lima kabupaten (Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah dan kota Mataram). Bahasa yang digunakan diwilayah ini bukan saja Bahasa Indonesia tetapi mereka juga menggunakan bahasa daerah yaitu Bahasa Sasak. Di Lombok, Bahasa Sasak memiliki empat dialek yang berbeda. Sekitar 80% penduduk Lombok adalah bagian dari kelompok etnis Sasak dan Bali yang sebagian besar dari mereka bergama Islam,
Agama Hindu, Buddha dan Islam telah mempengaruhi sejarah orang Sasak di Lombok. Masyarakat Sasak adalah multi etnis dan multikultural dan merupakan penggambaran akulturasi budaya. Proses akulturasi dapat dilihat pada Warisan Budaya Lombok yang bayak ditampilkan di kuil atau masjid tradisional lama.
Peralatan dari era Paleotik seperti kapak batu yang digunakan untuk memotong dan bercocok tanam atau Penemuan di Gunung Piring yang terkait dengan Shan Huyn Kalanny juga ditemukan di daerah ini. Diantara temuan itu adalah pot yang diawetkan sepenuhnya, tulang manusia, sisa-sisa cangkang, arang dan potongan logam dan hewan.
Temuan arkeologi lainnya termasuk Patung Buddha Awalokiteswara, nekara dan batu nisan dengan hutuf Cina dan Arab. Pemukiman leluhur pra-sejarah orang Sasak menduduki wilayah pesisir dan pedalaman.
Beberapa ritual tradisional diturunkan dari generasi ke generasi dan masih ada hingga saat ini seperti upacara pernikahan tradisional yang dikenal dengan Nyongkolanis dan pertempuran tradisional yang dilakukan oleh Pepadu (petarung) menggunakan tongkat (rotan) dan perisai yang terbuat dari kulit binatang (ende).
Wayang Sasak adalah permainan wayang pewayangan tradisional dan cara pertunjukkanya unik di pulau ini dan terkait dengan Sunan Prapen yang memperkenalkan Islam dan Wayang di Pulau Lombok.
sumber: http://www.unesco.org